Sabtu, 19 September 2015

Larut Kristal ke-3

Sains dan Karya Ilmiah

KARYA ILMIAH:
Karya, yang berarti kerja.
Ilmiah, yang berarti bersifat keilmuan.



Karya ilmiah harus mengandung kebenaran ilmiah, yakni: kebenaranya tidak hanya di sandarkan pada rasio tetapi juga di sandarkan pada fakta yang ada. Jadi,setiap karya  ilmiah harus di dasarkan atas proses dan hasil berfikir ilmiah melalui suatu penelitian.
Suatu tulisan dapat disebut sebagai karya tulis ilmiah jika memenuhi beberapa unsur, diantaranya yakni:
1.      Mengandung suatu masalah beserta pemecahanya.
Masalah yang ditampilkan berupa masalah yang sedang marak dibicarakan serta menarik perhatian masyarakat serta harus mampu memberikan pemecahan terhadap masalah tersebut.
2.      Masalah yang dibahas harus bersifat objektif
Dalam arti lain tidak subjektif,yaitu sesuai dengan fakta yang ada dan bukan hasil angan-angan penulis yang tanpa di dasari landasan ilmiah. 
3. Tulisan harus lengkap
Maksudnya semua segi masalah yang sedang di bahas harus di kemukakan dengan jelas dan lengkap agar tidak menimbulkan permasalahan yang baru.
4.      Disusun berdasarkan metode tertentu sehingga dapat di pertanggungjawabkan kebenaran dan keobjektifanya.
5.      Disusun menurut sistematika penulisan yang baik dan benar.
Bagian Karya IlmiahSecara umum, pola dasar karya ilmiah paling tidak berisikan bagian-bagian yang sudah baku, yaitu bagian pengenalan, batang tubuh, dan penutup.
1.      Bagian  pengenalan : judul, identitas, abstrak 
2.      Batang  tubuh : pendahuluan, isi, penutup
3.      Bagian  penutup : daftar pustaka dan lampiran
Karakteristik Karya Ilmiah
1.      Logis
2.      Sistematis
3.      Objektif
4.      Tuntas dan menyeluruh
5.      Seksama
6.      Jelas
7.      Kebenarannya dapat diuji
8.      Terbuka
9.      Berlaku Umum
10.  Penyajiannya memperhatikan santunbahasa dan tata tulis yangberlaku
IPA / Sains
Kegiatan  bertujuan untuk memahami alam semesta dilakukan dengan cara khusus.
IPA sebagai proses merujuk pada suatu aktivitas ilmiah yang memiliki ciri rasional, kognitif dan bertujuan.
Prosedur IPA : METODE ILMIAH
1.      Menemukan Masalah
2.      Mencari Literatur/Kajian Pustaka
3.      Hipotesis
4.      Menguji Hipotesis
5.      Pengambilan Data
6.      Analisa Data
7.      Pembahasan
8.      Kesimpulan
Cabang-cabang IPA
1.      Biologi
2.      Fisika
3.      Kimia
4.      Ilmu Bumi
5.      Astronomi
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN
1.      Judul Penelitian
2.      Bidang Kajian
3.      Pendahuluan
a.     Latar Belakang Masalah
b.    Identifikasi Masalah
c.     Pembatasan Masalah
d.    Rumusan Masalah
e.     Tujuan Penelitian à tujuan umum dan khusus
f.     Manfaat Penelitian à manfaat teoritis dan praktis
4.      Kajian Pustaka
a.     Kajian Teori
b.    Kajian Empiris (Penelitian yang Relevan)
c.     Kerangka Berpikir
d.    Hipotesis
5. Metode Penelitian
a.     Desain Penelitian
b.    Waktu dan Tempat
c.     Variabel Penelitian
d.    Populasi dan Sampel
e.     Data Penelitian
f.     Teknik Pengumpulan Data
g.    Instrumen Penelitian
h.    Teknik Analisis Data  
6. Pedoman Penelitian (Jadwal Penelitian)
7. Sistematika Laporan
*Daftar Pustaka dibuat di halaman sendiri sebelum lampiran


 



Sabtu, 21 Maret 2015

Larut Perdana KRISTAL tahun kepengurusan 2015.

Hari ini Sabtu, 21 Maret 2015 Badan Semi Organisasi KRISTAL mengadakan Larut (Latihan Rutin) perdana. Larut kali ini diisi oleh mba Retno Wihyanti mantan Ketua KRISTAL tahun 2013, disela kesibukkannya menghadapi Skripsi beliau masih menyempatkan mengisi larut KRISTAL. Kegiatan larut merupakan program kerja dari Departemen PSDM, yang saat ini diketuai oleh Intan Khaerunnisa.
Materi yang akan dibahas adalah Makalah dan Esai. Makalah yang akan dibahas khususnya Makalah Tugas. Menurut Panduan UNNES tahun 2010 yang terbaru “makalah adalah karya tulis ilmiah tentang suatu topik pada mata kuliah”.  Sedangkan, Esai adalah tulisan tentang suatu masalah dengan didukung fakta dan teori (Dra. Diana Silaswati, M.Pd).
Dalam menulis ada beberapa yang harus diperhatikan, yang pertama konstruksi, yaitu menulis tidak sekedar mengeluarkan pendapat atau ide, tetapi perlu adanya kontrol dalam hal struktur yang terdiri dari informasi yang diperoleh, teks gaya penulisan, tata bahasa dan teknik penyajian tulisan. Kedua berkelanjutan, artinya setelah selesai menulis sebaiknya kita revisi kembali tulisan kita karena siapa tahu ada kesalahan dalam penulisan ataupun tanda baca, jadi jangan bosan-bosan membaca ulang hasil tulisan kita. Kemudian yang ketiga adalah menulis merupakan alat bagi para penulis untuk mengorganisasikan ide atau gagasannya, karena melalui tulisan seseorang dapat mengubah segalanya. Jadi, so buat kalian yang takut mengungkapkan pendapat ataupun unek-unek secara langsung kalian bisa menuangkannya dalam tulisan. Karena tulisan kalian merupakan hasil pemikiran kalian yang siapa tahu jika di tulis dan dibaca oleh orang yang tepat, unek-unek kalian bisa tersampaikan. Selanjutnya, yang keempat menulis itu berbeda dengan berbicara. Orang yang pandai berbicara belum tentu pandai menulis dan sebaliknya. Karena menulis dengan berbicara berbeda aturan mainnya, jika berbicara tidak ada aturan baku dalam penyampaian, tetapi jika menulis terikat pada aturan. Misal, kalau menulis harus ada tanda baca : titik, koma, petik, dll. Sedangkan, berbicara sudah terlihat dari nada bicara seseorang.
Menulis membutuhkan banyak sumber kata, yang sering menjadi masalah bagi penulis pemula adalah kekurangan kosa kata dalam membuat tulisan. Jadi, kita sangat perlu sumber kata sebagai referensi kata yang akan kita gunakan dalam tulisan kita. Ada banyak sumber kata yang bisa kita peroleh misalnya dari hasil menyimak diskusi teman di kelas, ada yang menambah ataupun memperbaiki pernyataan teman yang lain dan pasti ada kata baru yang nantinya dapat menambah wawasan kosa kata kita, dari situlah kita dapat mengambil pelajaran kata-kata baru yang diungkapkan teman-teman kita saat berdiskusi. Selain itu, banyaknya perbedaan pendapat dan gagasan yang diungkapkan saat diskusi merupakan bahan belajar kita bahwa sudut pandang orang itu berbeda-beda dan bisa menjadi pelajaran bagi kita bagaimana menuangkan kata-kata berdasarkan sudut pandang orang. Sering menyimak dalam seminar yang biasanya disampaikan dosen ataupun pembicara juga merupakan ladang menambah kosa kata kita, selain itu yang paling penting adalah dimulai dari kemauan atau motivasi dari dalam diri sendiri untuk sering membaca buku. Dimulai dari sekarang, mulailah mengoleksi atau pinjam di perpustakaan, buku apapun yang penting bermanfaat guna menambah wawasan dan kosa kata kita tentunya.
Dalam membuat makalah tugas kuliah masih banyak diantara kita yang menyepelekan isi dari makalah, ada yang copy paste dari internet atau pdf bahkan buku. Makalah dalam tugas kuliah harusnya tidak hanya bersumber dari satu sumber melainkan dari banyak sumber, selain untuk menghindari plagiarisme, tulisan yang hanya mengambil satu sumber itu lebih condong ke resume. Jadi, mau mulai dari kapan kalau selagi kuliah kita belum bisa menghargai tulisan seseorang dengan seenaknya meng-copy paste ke makalah kita. Selain itu, sebagai bahan pelajaran kita sebelum menghadapi Skripsi yang tentunya sangat menguras pikiran dan tenaga dalam mengerjakannya. Awali dengan kebiasaan yang baik, yang nantinya kemudahan akan mengalir bersamanya. Karena segala sesuatu diawali dengan kebiasaan, kebiasaan yang baik akan menghasilkan yang baik pula dan sebaliknya.
Dalam mengerjakan tugas banyak diantara kita hanya mengerjakan dengan meng-copas hasil karya orang lain lalu menumpuknya. Tidak peduli dosen atau guru akan membaca tulisan kita atau tidak. Mulai dari sekarang “STOP sekadar NILAI”, mulai menghargai waktu karena waktu adalah pedang “jika kita pandai menggunakan pedang tersebut, segala yang di depan akan kita hempas, sedang orang yang tidak pandai menggunakan pedang maka orang tersebut akan melukai dirinya sendiri”.  Artinya, bagi orang yang pandai memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya maka segala urusannya cepat terselesaikan, berbeda dengan orang yang tidak pandai memanfaatkan waktu maka akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri, sebanyak apapun waktu yang diberikan akan merasa kurang jika tidak digunakan dengan baik.
“we wrote this together we shared we helped each other. We had fun”

Sekarang, kita akan membahas Esai. Dalam esai ada 3 bagian, yang pertama Pendahuluan, yang kedua Isi, dan yang ketiga adalah  Simpulan. Pendahuluan mengungkapkan masalah awal dan disini penulis menuliskan hal-hal yang memacu rasa penasaran si pembaca. Isi merupakan pokok pikiran atau pembahasan, sedangkan simpulan berada di paling akhir yang merupakan penarikan kesimpulan dan mengajak pembaca keluar dari masalah. Berbeda dengan makalah yang kerangkanya ditulis jelas diatas sebelum memulai menulis, dalam esai tidak. Esai tidak ditulis  jelas mana pendahuluan, isi, dan simpulan. Karena esai lebih condong pada pendapat si penulis yang dituangkan dalam sebuah tulisan terhadap masalah yang disoroti sekaligus penyelesaian yang paling benar menurut penulis berdasarkan landasan yang kuat.
Penulisan daftar pustaka juga tidak kalah pentingnya dalam menulis, seorang yang mengutip tulisan orang lain diharuskan menuliskan daftar pustakanya. Dalam menulis daftar pustaka juga ada aturannya. Berdasarkan panduan UNNES, penulisan daftar pustaka sebagai berikut :
Ex : 1.) Retno Wihyanti, jika ditulis => Wihyanti, Retno
2.) Retno Wihyanti dan Dani Susanto, jika ditulis => Wihyanti, R dan   
     D.Susanto
Selanjutnya, akan dibahas soal kutipan dalam karya tulis. Kutipan ada dua macam yaitu kutipan langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung isinya sama persis dengan apa yang ditulis penulis aslinya, tidak ditambah atau dikurang istilah lainnya meng-copas. Kutipan langsung bisa dilakukan pada hadist atau terjemahan ayat alqur’an dengan maksud untuk menghindari pemahaman yang berbeda dengan yang seharusnya. Penulis boleh mengutip langsung tulisan orang lain maksimal ¼ halaman, dan jika penulisannya lebih dari 4 atau 5 baris maka ditulis menjorok.
Sedangkan kutipan tidak langsung tidak menggunakan tanda kutip, karena kutipan tidak langsung merupakan penjabaran dari pendapat penulis menggunakan bahasanya sendiri.


Beberapa Tips menulis dari Narasumber :

STOP MENULIS DARI AWAL SAMPAI AKHIR !!!


ü  BUATLAH KERANGKA DULU
ü  KUMPULKAN FAKTA
ü  BUAT KALIMAT POKOKNYA
ü  PASANG-PASANG
ü  CEK
ü  KEMBANGKAN


Tulis apapun dan biarkan orang tahu pemikiranmu!!!
 


MASIH RAGU UNTUK MEMULAI MENULIS???????
-_-




Untuk memulai sesuatu memang harus ada motivasi internal yang kuat, tapi motivasi eksternal juga diperlukan. J



Skripsi menanti kalian yang mana kegiatannya tak jauh dari MENULIS, tetapi harus jauh dari PLAGIARISME. Jadi, mulailah berlatih makalah dan esai!!!



Terima kasih sudah membaca coretan kami, ditunggu tulisan yang lain ya ,... J



#6

Sabtu, 07 Maret 2015

RAKER FUNGSIONARIS KRISTAL 2015

RAKER FUNGSIONARIS KRISTAL  2015


Tegal, 7 Maret 2015 di kampus PGSD UNNES UPP Tegal tepatnya di Ruang A5-109, BSO KRISTAL mengadakan raker fungsionaris untuk tahun kepengurusan 2015. Acara dimulai dengan presensi jam 07.30-selesai, kemudian acara dibuka pada pukul 08.30. Acara dipandu oleh Anti Putlianasari dan Shofi Ar royani sebagai MC, raker dibuka dengan bacaan basmallah bersama-sama dan dilanjutkan pembacaan Alqur’an oleh Muh. Adzkia. Selanjutnya sambutan dari ketua panitia Vita Amalia dan dilanjutkan sambutan oleh ketua KRISTAL Annisa Rose Kusuma Winahyu.
Proker yang pertama disampaikan oleh pengurus harian diawali oleh ketua dan wakil KRISTAL Annisa Rose Kusuma Winahyu dan Dani Susanto, salah satu proker yang terbaru adalah SD (Science Delegation) yang dimana KRISTAL akan memudahkan bagi setiap fungsionaris yang ingin mengikuti lomba karya tulis maupun karya ilmiah namun masih terkendala dengan biaya pendaftarannya yang akan dibantu sebagian dari KRISTAL.
Proker yang kedua disampaikan oleh Sekretaris yaitu Septi Indriyani dan Mulki Adilah, proker yang dibuat masih seperti tahun lalu akan tetapi ada sedikit perubahan dalam pembuatan buku profil fungsionaris KRISTAL.
Proker yang ketiga disampaikan oleh Bendahara yaitu Hanna Mutiara Fani dan Hilda, proker yang dibuat juga masih tidak jauh berbeda dengan tahun lalu hanya perbedaan jumlah denda.
Proker yang keempat disampaikan oleh BRTO yaitu Herlin Ernandatika, Fitria Isnaini, dan M. Adzkia, proker yang disampaikan terdiri dari pembagian piket, rencana pembaharuan ruang KRISTAL agar lebih nyaman digunakan, selain itu BRTO juga mempunyai rencana untuk mematenkan identitas KRISTAL melalui emblemisasi berupa jaket mulai tahun ini dan tahun selanjutnya.
Proker yang kelima oleh DIKLAT yaitu Intan Khaerunnisa selaku ketua departeman, Vita Amalia, Maulida Nur Laeli, Anisa Isnaeni, Rizki Fauziah, Tri Alvianto, dan Egi Putra Sunarto, proker yang disampaikan juga masih sama seperti tahun lalu yang terdiri dari 4 program kerja, yang sedikit berbeda hanya beberapa pilihan planningnya.
Proker yang keenam oleh PSDM yaitu Yunita Khasna sebagai ketua departemen, Kunnii Sya’adah, Anti Putlianasari, Widya Nabila, Panca Ragil, Shofi Ar royani dan Ayu Rizkiyana. Proker yang disampaikan juga masih sama dengan tahun lalu hanya ada pengembangan dari salah satu proker yaitu WC (Workshop Class) yang diisi oleh fungsionaris KRISTAL sendiri yang tujuannya untuk melatih publik speaking para fungsionaris.
Proker yang terakhir disampaikan oleh MDI yaitu Nisfi Wahyu Maela sebagai ketua departeman, Mutmainnah, Novi Andriani, Desi Wijayanti, Anas Setiaji, Wafiqoh, dan Salasatun Mahmudah. Proker yang disampaikan masih sama seperti tahun lalu tetapi ada penambahan proker yaitu pembuatan pamflet bagi tiap fungsionaris yang berulang tahun. Pembagian tugas pembuatan pamflet dbergilir dari tiap fungsionaris MDI.
Acara selanjutnya yaitu makan bersama dan diakhiri dengan penutup.

TERIMAKASIH ^_^


#6 dan #7


Minggu, 30 November 2014

Latihan Rutin III

Sabtu, 29 November 2014
Lanjutan Penelitian Kuantitatif
C. Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian
1.      Pembatasan Masalah
-          Waktu, dana, tenaga yang dimiliki, teori-teori terbatas, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, perlu ada pembatasan masalah terhadap semua masalah yang telah diidentifikasikan akan diteliti.
-          Untuk itu, peneliti memberi batasan, dimana akan dilakukan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel lain.
-          Berdasarkan batasan masalah ini selanjutnya dirumuskan masalah penelitian.
2.      Paradigma Penelitian
-          Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antarvariabel yang diteliti.
-          Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian yang merumuskan paradigma adalah pnelitian yang bersifat asosiatif.
-          Apabila penelitian hanya menggunakan 1 sampel maka tidak memerlukan paradigma penelitian ( disebut penelitian kuantitatif deskriptif ). Apabila penelitian menunjukkan hubungan antarvariabel yang diteliti maka memerlukan paradigma penelitian.
-          Contoh model hubungan antarvariabel  yang sederhana:
Model penelitian ini terdiri satu variabel independen dan dependen
X
 
Y
 
 


                       
X: Kualitas Alat   Y: Kualitas Barang Yang Dihasilkan
3.      Rumusan Masalah
-          Pada bagian rumusan masalah, peneliti diharapan mampu menginventarisir masalah-masalah yang sudah jelas merupakan masalah yang akan diteliti.
-          Masalah penelitian yang diajukan, umumnya dirumuskan dengan kalimat bertanya dan diformulasikan dalam kalimat-kalimat yang jelas dan tidak bertele-tele.
-           
    Rumusan Masalah

 



Tujuan Khusus Penelitian


Rumusan Hipotesis ( H0, Ha/H1)

Uiji Hipotesis
 


Simpulan

Ket: 0        = Nihil
       H0       = tidak ada hubungan
        Ha      =ada hubungan
-          Saat Rumusan Hipotesis H0 dan Ha/H1 dimunculkan.
-          Saat Uji Hipotesis yang dimunculkan hanya H0 ( ada dua kemungkinan yaitu menerima H0 atau menolah H0)
4.      Tujuan Penelitian
-          Ketika rumusan masalah sudah dibuat dengan baik, formulasi penelitian mudah pula dirumuskan.
-          Hal ini karena formulasi tujuan penelitian hanya mengikuti rumusan masalah.
5.      Manfaat penelitian
-          Pada bagian ini, peneliti menjelaskan secara tegas, untuk apa penelitian itu dilakukan, apa manfaat teoritis dan praktis dari penelitian itu.
6.      Tinjauan Pustaka
-          Tinjauan pustaka sering juga disebut dengan landasan teori dan merupakan uraian tentang teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian sekaligus yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini.
-           Landasan teori dimulai dari mapping hasil penelitian terdahulu yaitu menelusuri penelitian-penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian kali ini.
7.      Hipotesis Penelitian
-          Hipotesis penelitian adalah pernyataan sementara terhadap hasil penelitian. Oleh karena itu hipotesis merupakan ramalan terhadap hasil penelitian nanti.



v Saran: Perbanyaklah membaca jurnal penelitian.